MAKALAH PENGARUH KELEMBABAN PADA PRODUKSI TANAMAN PERTANIAN
MAKALAH
PENGARUH
KELEMBABAN PADA PRODUKSI
TANAMAN PERTANIAN
DISUSUN
OLEH :
IJANG
GUMILANG (230250101017)
PUTRI
AULIAH (230250101023)
SRY
MUNTAHA (230250101050)
FAKULTAS
PERTANIAN
PROGRAM
STUDI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS
TOMAKAKA MAMUJU
2025
KATA
PENGANTAR
Puji
Syukur Kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa, atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PENGARUH KELEMBABAN PADA
PRODUKSI TANAMAN PERTANIAN” ini, sebagai tugas mata kuliah AGROKLIMATOLOGI dengan
fokus utama kita kali ini akan menjurus pada bidang pertanian. Didalam makalah
ini akan dijelaskan tentang bagaimana iklim yang lembab dapat mempengaruhi
produksi pertanian.
Kami
mengucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini, terutama kepada dosen kami, Anindya Putri, S.Pi, M. Agb. Yang selalu
membimbing dan mengajar kami hingga ke tahap
sekarang ini.
Kritik
dan saran yang sifatnya mendukung sangat kami harapkan dari para pembaca, sebab
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Harapan penulis, semoga penyusunan
makalah ini bermanfaat bagi kita semua.
Terimaksih.
Mamuju, April 2025
Penulis
DAFTAR
ISI
SAMPUL.......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................... 1
A.
LATAR BELAKANG............................................................................................... 1
B.
RUMUSAN MASALAH............................................................................................... 4
C.
TUJUAN............................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................................................... 5
A.
HUBUNGAN NILAI SPEKTRAL
DENGAN KELEMBABAN
TANAH............................................................................................... 5
1. Nilai Sepktral.......................................................................................... 5
2. Nilai Spektral Dengan Kelembaban Tanah.......................................................................................... 6
B.
HUBUNGAN KELEMBABAN TANAH
PERMUKAAN TERHADAP
LIPUTAN
VEGETASI TANAMAN............................................................................................... 7
1. Vegetasi Pertanian.......................................................................................... 7
2. Hubungan Kelembaban terhadap
Vegetasi
Tanaman.......................................................................................... 8
3. Hubungan Secara Kuantitatif.......................................................................................... 9
C.
HUBUNGAN KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN
DAPAT MEMENGARUHI
PRODUKSI PERTANIAN............................................................................................... 10
BAB III PENUTUP.......................................................................................................... 12
A.
KESIMPULAN............................................................................................... 12
B.
SARAN............................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................... 13
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Kelembaban tanah adalah air yang mengisi sebagian atau
seluruh pori – pori tanah yang berada di atas water table (Jamulya dan
Suratman, 1993). Definisi yang lain menyebutkan bahwa kelembaban tanah
menyatakan jumlah air yang tersimpan di antara pori – pori tanah. kelembaban
tanah sangat dinamis, hal ini disebabkan oleh penguapan melalui permukaan
tanah, transpirasi dan perkolasi (Suyono dan Sudarmadil, 1997). Kelembaban
tanah memiliki peranan yang penting bagi pemerintah untuk mengetahui informasi
seperti potensi aliran permukaan dan pengendali banjir, kegagalan erosi tanah
dan kemiringan lereng, manajemen sumber daya air, geoteknik, dan kualitas air.
Kelembaban tanah merupakan salah satu variabel kunci pada perubahan dari air
dan energi panas di antara permukaan dan atmosfer melalui evaporasi dan
transpirasi (Arnold, 1999).
Informasi kelembaban tanah
juga dapat dipergunakan untuk manajemen sumber daya air, peringatan awal
kekeringan, penjadwalan irigasi, dan perkiraan cuaca (Arnold, 1999). Selain
itu, kelembaban tanah penting bagi para pakar pertanian. Defisit dalam
kelembaban dapat menuju pada kelayuan tanaman dan tindakan perbaikan tepat pada
waktunya melalui irigasi dapat menyelamatkan tanaman pertanian (Lo, 1996).
Pertumbuhan vegetasi memerlukan tingkat kelembaban tanah tertentu. Oleh
karenanya, dapat dikatakan bahwa kelembaban tanah pada tingkat tertentu dapat
menentukan bentuk tata guna lahan. Peristiwa kekeringan yang terjadi di suatu
daerah juga lebih banyak berkaitan dengan berapa besar tingkat kelembaban yang
ada di dalam tanah daripada jumlah kejadian hujan yang turun di tempat
tersebut. Namun demikian, perlu juga diketahui bahwa tingkat kelembaban tanah
yang tinggi dapat menimbulkan permasalahan dalam hal kegiatan pemanenan hasil
pertanian atau kehutanan yang menggunakan alat – alat mekanik (Asdak, 2004).
Karakteristik spektral
merupakan sebagai besaran terukur yang dimiliki suatu obyek pada satu atau
beberapa julat panjang gelombang (Reeves, 1975 dalam Indrawati, 2001), atau
merupakan himpunan nilai rata – rata pantulan atau Karakteristik spektral
merupakan sebagai besaran terukur yang dimiliki suatu obyek pada satu atau
beberapa julat panjang gelombang (Reeves, 1975 dalam Indrawati, 2001), atau
merupakan himpunan nilai rata – rata pantulan atau radiasi dari suatu
kenampakan pada suatu julat panjang gelombang dan pada umumnya nilai pantulan
atau radiasi bersifat khusus nilai irradiansinya apabila suatu obyek diindera
(Slater, 1980 dalam Indrawati, 2001). Pantulan spektral ini akan memberikan
kenampakan yang berbeda – beda pada setiap obyek yang tampak di permukaan bumi
dan sekaligus dalam setiap hasil perekaman tersebut memiliki nilai spektral yang
dapat diolah secara digital untuk memberikan informasi yang baru, hanya
teknologi penginderaan jauh yang dapat melakukannya. Informasi kelembaban tanah
dari data penginderaan jauh merupakan informasi yang penting untuk mendukung
kegiatan pertanian, banjir, dan kekeringan, dan erosi tanah karena kandungan
kelembaban dari setiap jenis tanah berbeda – beda baik itu kadar air yang
terkandung maupun kecepatan infiltrasi, karena akan berpengaruh untuk keadaan
tanah dalam menyimpan ketersedian air untuk musim kemarau. Ketersedian air
dalam tanah dipengaruhi keadaan topografi sekitar dan kemiringan lereng serta
banyak sedikitnya vegetasi yang menutupi daerah tersebut.
Setiap jenis tanah,
tergantung tekstur dan penyebaran pori – pori tanah, memperlihatkan variasi
karakteristik kelembaban tanah. Tekstur tanah biasanya mengacu pada jumlah
fraksi tanah yang dikandungnya. Sedangkan kecenderungan butir – butir tanah
membentuk gumpalan tanah atau menunjukan keremahan tanah dalam hal ini
menandakan struktur tanah. Struktur tanah dipengaruhi oleh tekstur tanah, bahan
organik, dan cacing tanah. Tanah pasir atau berpasir tidak mempunyai struktur
(Asdak, 2004). Sifat fisik tanah ini berperan dalam hal kemampuannya menyimpan
air, misalnya pada tanah berpasir kapasitas menyimpan air sangat rendah,
sehingga tanaman akan segera menghabiskan persediaan air dan akan menjadi
kering lebih cepat daripada tanaman yang tumbuh pada tanah lempung. Jadi besar
kecilnya kemampuan tanah untuk menyimpan air ini akan menentukan kandungan kelembaban
tanahnya (Hoffer, 1978 dalam Kusworo, 1998).
B.
RUMUSAN
MASALAH
Dari uraian di atas
timbul permasalahan:
1. Bagaimanakah hubungan nilai spektral dengan kelembaban
tanah ?
2. Bagaimanakah hubungan kelembaban tanah permukaan terhadap
liputan vegetasi Tanaman ?
3. Bagaimanakah hubungan kelembaban tanah permukaan dapat
memengaruhi produksi pertanan ?
4. Bagaimana pola hubungan antara tingkat kelembaban tanah dan
hasil panen secara kuantitatif ?
C. TUJUAN
1.
Mengetahui bagaimana hubungan nilai spektral
dengan kelembaban tanah
2.
Mengetahui hubungan kelembaban tanah
permukaan terhadap liputan vegetasi Tanaman.
3.
Mengetahui hubungan kelembaban tanah permukaan dapat
memengaruhi produksi pertanian
4.
Mengetahui pola
hubungan antara tingkat kelembaban tanah dan hasil panen secara kuantitatif.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.
HUBUNGAN NILAI SPEKTRAL DENGAN KELEMBABAN TANAH
1.
Nilai Spektral
Nilai spektral adalah pengukuran kuantitatif dari karakteristik
spektral suatu objek, yang menggambarkan bagaimana objek tersebut memantulkan
atau memancarkan energi elektromagnetik pada panjang gelombang yang
berbeda. Nilai ini dapat berupa indeks spektral (kombinasi matematis dari
beberapa panjang gelombang) atau reflektansi spektral (jumlah energi yang
dipantulkan pada panjang gelombang tertentu).
Nilai spektral, baik dalam bentuk indeks
maupun reflektansi, digunakan secara luas dalam bidang penginderaan jauh,
analisis gambar, dan bidang terkait lainnya. Misalnya, indeks spektral
vegetasi (VI) seperti Normalized Difference Vegetation Index (NDVI) digunakan
untuk memantau pertumbuhan dan kesehatan tanaman.
Contoh :
a.
NDVI (Normalized Difference Vegetation Index)
Menggunakan pita merah dan inframerah dekat dari satelit
atau sensor udara, NDVI memberikan ukuran tentang jumlah fotosintesis aktif
yang terjadi pada area tertentu.
b. Sensor
Hiperspektral
Sensor ini mampu merekam spektrum yang sangat detail dari
suatu area, memungkinkan deteksi dan pemetaan bahan dan fitur dengan tingkat
presisi yang lebih tinggi.
2. Nilai Spektral Dengan Kelembaban Tanah
Kelembaban tanah memiliki korelasi
negatif dengan pantulan permukaan tanah, terutama pada saluran merah dan
inframerah dekat citra satelit. Artinya, ketika kelembaban tanah
meningkat, pantulan permukaan tanah akan berkurang, yang tercermin dalam nilai
spektral yang lebih rendah.
Nilai
spektral dapat digunakan untuk mengetahui kondisi kelembaban
tanah. Semakin tinggi nilai spektral, biasanya menunjukkan kelembaban tanah
yang lebih rendah, dan sebaliknya. Beberapa
saluran spektral, seperti saluran 5 dan 7 pada citra Landsat TM, menunjukkan
perubahan signifikan dalam respon spektral saat kelembaban tanah berubah. Metode analisis spektral, seperti NDMI (Normalized
Difference Moisture Index), dapat digunakan untuk memetakan dan menganalisis
sebaran kelembaban tanah. Selain kelembaban
tanah, faktor lain seperti tekstur tanah, jenis vegetasi, dan kondisi permukaan
tanah juga dapat memengaruhi nilai spektral.
Contoh penggunaan :
a. Pemetaan Kelembaban Tanah
Citra satelit multispektral, seperti
Landsat 8 OLI/TIRS, dapat digunakan untuk menganalisis kelembaban tanah
berdasarkan nilai spektral hasil pengolahan citra.
b.
Monitoring Kelembaban Tanah
Sensor kelembaban tanah, termasuk sensor
IoT, dapat digunakan untuk mengukur dan memantau kelembaban tanah secara
real-time, dan data tersebut dapat dihubungkan dengan nilai spektral untuk
memvalidasi hasil analisis citra satelit.
B.
HUBUNGAN KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN TERHADAP LIPUTAN VEGETASI
TANAMAN
1.
Vegetasi Pertanian
Vegetasi pertanian adalah kelas vegetasi yang ditandai
dengan perubahan struktur yang cepat, biasanya setiap tahun, karena manipulasi
fisiognomi dan floristik yang menyeluruh, pemanenan dan/atau penanaman, atau
penghilangan struktur di atas tanah secara terus-menerus. Vegetasi ini
mencakup semua tumbuhan yang ditanam dan dikelola dalam konteks pertanian,
termasuk tanaman pangan, tanaman serat,
dan tanaman lain yang digunakan dalam kegiatan pertanian.
Vegetasi dalam konteks pertanian memiliki peran
penting dalam berbagai aspek, termasuk:
a. Tanaman pertanian, sebagai bagian dari
vegetasi, menghasilkan hasil panen yang menjadi sumber makanan bagi manusia dan
juga memberikan pendapatan bagi petani.
b. Beberapa jenis vegetasi, terutama yang
tumbuh di lahan pertanian, dapat membantu meningkatkan kesehatan dan kesuburan
tanah.
c. Vegetasi pertanian memiliki peran dalam
menjaga keseimbangan ekosistem lokal, seperti dalam regulasi siklus air dan
penyerapan karbon.
Contoh vegetasi
produksi pertanian meliputi:
-
Tanaman Pangan: Beras, jagung, gandum, dan lain-lain.
-
Tanaman Hortikultura: Sayuran, buah-buahan, dan tanaman hias.
-
Tanaman Perkebunan: Kopi, teh, karet, dan lain-lain.
-
Tanaman Serat: Kapas, rami, dan lain-lain.
-
Tanaman Industri: Tembung, tebu, dan lain-lain.
Secara umum,
vegetasi produksi pertanian adalah suatu konsep yang penting untuk dipahami
dalam konteks pertanian, karena berperan dalam menghasilkan hasil panen,
menjaga kesehatan tanah, dan mendukung keseimbangan ekosistem.
2.
Hubungan Kelembaban
terhadap Vegetasi Tanaman
Kelembaban sangat
penting untuk produksi pertanian karena mempengaruhi penyerapan air oleh
tanaman, transpirasi, fotosintesis, dan kesehatan tanaman. Kelembaban yang
tepat membantu tanaman tumbuh optimal, sedangkan kelembaban yang tidak sesuai (terlalu
tinggi atau rendah) dapat menghambat pertumbuhan dan bahkan menyebabkan
kerusakan.
Contoh :
- Padi:
Kelembaban tanah
yang tepat sangat penting untuk pertumbuhan akar padi dan penyerapan
nutrisi. Kelebihan air dapat menyebabkan kekurangan oksigen pada akar,
sedangkan kekurangan air dapat menghambat pertumbuhan.
-
Tembakau:
Kelembaban udara
yang terlalu tinggi dapat menghambat transpirasi pada daun tembakau, sedangkan
kelembaban udara yang terlalu rendah dapat menyebabkan daun mengering dan
kelayuan.
-
Buah
Naga:
Kelembaban udara
dan tanah yang tepat sangat penting untuk pembungaan dan pembuahan buah
naga.
3.
Hubungan Secara Kuanitatif
Misalnya,
kita gunakan data hipotesis atau studi terdahulu yang menunjukkan
hubungan kelembaban
tanah (%) dengan hasil panen (ton/ha). Berikut contoh data
dan analisis sederhana:
Kelembaban Tanah (%) |
Hasil
Panen padi (Ton/ha) |
10% |
3.2 |
15% |
4.1 |
20% |
5.0 |
25% |
5.4 |
30% |
5.3 |
35% |
4.6 |
40% |
3.2 |
Dari
data tersebut, kita bisa menyimpulkan:
1. Hasil panen meningkat seiring naiknya kelembaban hingga
titik optimal (sekitar 25%).
2. Setelah melewati ambang batas optimal, hasil panen
menurun karena kelebihan air menyebabkan gangguan pertumbuhan (seperti akar
membusuk).
C.
HUBUNGAN KELEMBABAN TANAH PERMUKAAN DAPAT MEMENGARUHI
PRODUKSI PERTANIAN
Kelembaban tanah permukaan sangat berpengaruh
pada produksi pertanian. Kelembaban tanah yang tepat memastikan tanaman
mendapatkan air dan nutrisi yang cukup, sehingga pertumbuhan dan perkembangan
tanaman optimal. Sebaliknya, kelembaban tanah yang tidak sesuai dapat
menyebabkan masalah seperti stres kekeringan, penurunan hasil panen, dan bahkan
kematian tanaman.
1. Kelembaban yang terlalu Rendah
Kekurangan kelembaban tanah dapat
menyebabkan tanaman mengalami stres kekeringan, layu, dan pertumbuhan terhambat. Hasil
panen akan berkurang karena tanaman tidak dapat berkembang secara optimal.
2. Kelembaban yang terlalu Tinggi
Kelembaban tanah yang berlebihan dapat
menyebabkan akar tanaman membusuk dan menyebarkan penyakit. Selain itu,
kelembaban yang tinggi juga dapat mempersulit kegiatan pertanian seperti
pemanenan.
3. Kelembaban yang Cukup
Kelembaban tanah yang memadai
memungkinkan tanaman menyerap air dan nutrisi dari tanah. Ini sangat
penting untuk proses fisiologis tanaman seperti fotosintesis, transpirasi, dan
pertumbuhan akar.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Kelembaban adalah faktor kunci dalam produksi
pertanian yang perlu diperhatikan untuk memastikan pertumbuhan dan hasil panen
yang optimal. Pemantauan dan pengelolaan kelembaban tanah dan udara yang
tepat sangat penting untuk mendukung pertumbuhan tanaman yang sehat dan
produktif.
B.
SARAN
1. Pengelolaan
kelembaban tanah yang baik sangat penting untuk meningkatkan produktivitas
tanaman. Ini dapat dilakukan dengan teknik irigasi yang tepat, penggunaan
pupuk organik, dan pemilihan jenis tanaman yang sesuai dengan kondisi tanah dan
iklim setempat.
2. Monitoring
kelembaban tanah secara rutin dapat membantu petani memahami kondisi tanah dan
mengambil tindakan yang tepat untuk menjaga kelembaban tanah pada tingkat yang
optimal.
DAFATAR PUSTAKA
Arnold, J.E. 1999. Soil Moisture.
Tersedia di laman http://www.ghcc.msfc.nasa. gov/landprocess/lp_home.html. Diakses tanggal
01 Mei 2025.
Asdak, A. (2004). "Dampak Kelembaban Tanah Tinggi pada
Pemanenan Mekanis." Bandung, Institut Teknologi Bandung.
Asdak, 2004. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.
Data Hipotetik, diolah oleh Penulis (202
Indrawati, Like. 2001. Karakteristik Pantulan Spektral Kandungan
Kelembaban Tanah Permukaan Pada Data Digital Multispektral Landsat TM di
Sebagian Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Skripsi S1. Fakultas Geografi
UGM. Yogyakarta.
Jamulya dan Suratman Woro, 1993. Pengantar Geografi Tanah. Diktat Kuliah. Yogyakarta : Fakultas
Geografi UGM.
Kusworo, 1998. Estimasi Agihan Salinitas Tanah Dalam Kaitannya Dengan Kelembaban Tanah
Permukaan Pada Data Digital Landsat TM Multispektral Daerah Dataran Aluvial
Pantai Brebes Jawah Tengah. Skripsi. Fakultas Geografi, UGM, Yogyakarta.
Lo,
C.P., 1996. Penginderaan Jauh Terapan.
Jakarta: UI-Press.
Suyono dan Sudarmadi, 1997. Hidrologi Dasar. Fakultas Geografi.
Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar