LAPORAN EKONOMI PERTANIAN DAN PERIKANAN (MEMBANGUN SEBUAH USAHA PRODUK OLAHAN DARI HASIL PERTANIAN/PERIKANAN)
LAPORAN
EKONOMI PERTANIAN DAN PERIKANAN
(MEMBANGUN SEBUAH USAHA PRODUK OLAHAN DARI HASIL
PERTANIAN/PERIKANAN)
OLEH :
NAMA : IJANG GUMILANG
NIM :(230250101017)
DOSEN PENGAMPUH MATA KULIAH :
NURHAYATI, S.Pd.,M.Pd.
FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN AGRIBISNIS
UNIVERSITAS TOMAKAKA MAMUJU
2025
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kehadirat Tuhan yang maha kuasa, atas Rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan laporan yang berjudul : (MEMBANGUN SEBUAH USAHA
PRODUK OLAHAN DARI HASIL PERTANIAN/PERIKANAN)” ini, yang dimana juga
menjelaskan tentang ekonomi di bidang pertanian dan perikanan. Namun fokus
utama kita kali ini akan menjurus pada bidang pertanian.
Didalam laporan ini akan dijelaskan tentang
usaha pertanian dan peluang bisnis penjualan dan pemasaran hasil produksi
sendiri untuk menghasilkan omset dan keuntungan yang lebih besar.
Penulis mengucapkan
terimakasih kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan
laporan kegiatan ini, terutama kepada dosen kami, Nurhayati, S.Pd.,M.Pd. yang telah berjerilelah selalu membimbing
dan mengajar kami hingga ke tahap
sekarang ini.
Kritik dan saran yang
sifatnya mendukung sangat penulis harapkan dari para pembaca, sebab laporan ini
masih jauh dari kata sempurna. Harapan penulis, semoga penyusunan laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.
Terimaksih.
Mamuju, Januari 2025
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR........................................................................................................ ii
DAFTAR
ISI........................................................................................................ iii
DAFTAR
GAMBAR........................................................................................................ iv
BAB
I : PENDAHULUAN........................................................................................................ 1
A. LATAR
BELAKANG...................................................................................... 1
B. RUMUSAN
MASALAH...................................................................................... 3
C. TUJUAN
PENULISAN...................................................................................... 3
BAB
II : PEMBAHASAN........................................................................................................ 4
A. DEFENISI
EKONOMI PERTANIAN...................................................................................... 4
B. SISTEM
EKONOMI PERTANIAN...................................................................................... 5
C. PELUANG
USAHA BIDANG PERTANIAN...................................................................................... 8
BAB
III : PENUTUP........................................................................................................ 13
A. KESIMPULAN...................................................................................... 13
B. SARAN...................................................................................... 13
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................................... 14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 : Nama Brand “Dapur Papa”........................................................................................................ 8
Gambar 1.2 : Kemasan Produk Jadi...................................................................................................... 11
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Sektor pertanian merupakan
sektor strategis dalam pembangunan nasional. Peran sektor pertanian dalam
memacu perekonomian dapat dilihat lebih luas terutama dalam konteks
mendistribusikan hasil-hasil pembangunan kepada masyarakat diwilayah pedesaan.
Sektor pertanian dituntut untuk berperan dalam perekonomian nasional melalui
pembentukan produk domestik bruto, perolehan devisa, penyediaan pangan dan
bahan baku industri, pengentasan kemisikinan, penyediaan lapangan kerja, dan
peningkatan pendapatan masyarakat.
Keberhasilan sub sektor
pertanian dalam pembangunan memberi sumbangan yang sangat besar pada
pembangunan nasional, ini berarti meningkatkan kesejahteraan hidup petani,
masyarakat pedesaan yang pada gilirannya meningkatkan tarap hidup sebagian
besar masyarakat Indonesia. Dan pada akhirnya meningkatkan pendapatan nasional
secara keseluruhan.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris yang
perekonomiannya bertumpu pada sektor pertanian.
Salah satu subsektor
pertanian yang menjadi andalan adalah subsektor perkebunan. Komoditi unggulan
dari sektor perkebunan yaitu, kelapa sawit, kelapa, karet, tebu, kakao, dan
kopi.Masing-masing komoditi memiliki kekhasan yang membuat Indonesia menjadi
salah satu eksportir terbesar di dunia.
Kakao merupakan komoditas
andalan perkebunan di Indonesia, karena berperan penting dalam perekonomian
Indonesia yaitu sebagai penghasil devisa negara, sumber pendapatan petani,
penciptaan lapangan kerja petani, mendorong agribisnis dan agroindustri serta
pengembangan wilayah (Ditjenbun, 2013). Selain itu perkebunan kakao dengan
struktur tajuk berstrata dua dan tiga, berfungsi sebagai penyangga kelestarian
lingkungan.
Tanaman kakao mulai
dikembangkan di Indonesia sekitar tahun 1980 –an, sehingga produktifitasnya
sudah menurun dan sudah saatnya dilakukan perbaikan tanaman melalui peremajaan,
rehabilitasi, dan intensifikasi (Kementerian Pertanian Jakarta, 2013).
Berdasarkan yang disampaikan tersebut, untuk mengatasi dampak yang semakin
memburuk maka Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Pertanian pada
tahun 2011 tentang pembentukan tim koordinasi Gerakan Nasional Peningkatan
Produksi dan Mutu Kakao yang telah direncanakan memberikan dampak yang positif
bagi kalangan petani. Serta kebijakan gernas kakao merupakan salah satu upaya
dalam mempercepat peningkatan produktifitas tanaman dan mutu hasil kakao
nasional dengan mengoptimalkan seluruh potensi pemangku kepentingan dan sumber
daya yang ada.
KBRN, Mamuju : Kepala Dinas
Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PMPTSP) Provinsi Sulawesi
Barat, Habibi Aziz, mengungkapkan potensi besar kakao di wilayahnya. Saat
ditemui di ruang kerjanya Kamis (27/6/2024) Habibi menjelaskan bahwa
Sulawesi Barat memiliki luas wilayah potensial kakao sebesar 130 ribu hektar
dengan produksi mencapai 35 ribu ton per tahun. Menurut Habibi, saat ini
pemerintah Sulawesi Barat sedang melakukan kajian perencanaan untuk mendirikan
industri kakao di daerah tersebut.
B.
RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana potensi kakao sebagai sebuah komoditas
pertanian yang menguntungkan ?
2. Bagaimana sistem usaha pertanian kakao yang benar ?
3. Bagaimana menerapkan agribisnis pada produk olahan
tanaman kakao ?
C.
TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui potensi tanaman kakao sebagai komoditas
yang besar.
2. Memahami sistem usaha perekonomian kakao yang benar.
3. Mengamalkan agribisnis pada produk kakao menjadi sebuah
produk olahan jadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DEFENISI EKONOMI PERTANIAN
Ekonomi
pertanian adalah bagian ilmu ekonomi umum
yang mempelajari fenomena-fenomena serta persoalan-persoalan yang berhubungan
dengan pertanian baik mikro maupun makro. Sumberdaya ekonomi
pertanian meliputi lahan pertanian, rumah tangga pertanian,
dan pendapatan petani. Ekonomi
pertanian merupakan satu-satunya cabang ilmu ekonomi yang terkait dengan pemanfaatan lahan.
Ekonomi pertanian
mempelajari bagaimana produsen, konsumen, dan masyarakat memanfaatkan sumber
daya yang langka untuk menghasilkan, mendistribusikan, dan mengonsumsi produk
pertanian. Ekonomi pertanian memiliki manfaat yang besar dalam proses
pembangunan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara. Ekonomi pertanian juga
memengaruhi kebijakan pangan, kebijakan pertanian, dan kebijakan lingkungan.
lmu ekonomi Pertanian
merupakan cabang ilmu yang relatif baru. Bila ilmu ekonomi modern dianggap
lahir bersamaan dengan penerbitan karya Adam Smith yang berjudul The Wealth of Nation pada tahun 1776 di
Inggris, maka ilmu ekonomi pertanian baru dicetuskan untuk pertamakalinya pada
awal abad 20, tepatnya setelah terjadi depresi pertanian di Amerika pada tahun
1890. Di Amerika Serikat sendiri mata kuliah Rural Economics mula-mula diajarkan di Universitas Ohio pada tahun
1892, menyusul kemudian Universitas Cornell yang memberikan mata kuliah Economics of Agriculture pada tahun 1901
dan Farm Management pada tahun 1903.
Sejak tahun 1910 beberapa universitas di Amerika Serikat telah memberikan
kuliah-kuliah ekonomi pertanian secara sistematis. Di Eropa ekonomi pertanian
dikenal sebagai cabang dari ilmu pertanian. Penggubah ilmu ekonomi pertanian di
Eropa adalah Von Der Goltz yang menuliskan buku Handbuch der Landwirtshaftlichen Bertriebslehre pada tahun 1885
(Mubyarto, 1979).
Di Indonesia mata kuliah
ekonomi pertanian pada awalnya diberikan pada fakultas-fakultas pertanian
dengan tradisi pengajaran Eropa oleh para Guru Besar Ilmu Pertanian antara lain
Prof. Iso Reksohadiprojo dan Prof. Ir. Teko Sumodiwirjo. Pada perkembangan
berikutnya ilmu ekonomi pertanian semakin memperoleh tempat setelah pembentukan
Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (Perhepi) pada bulan Februari 1969 di
Ciawi, Bogor. Sejak itu pengakuan atas profesi baru ini berlangsung makin cepat
sejalan dengan dilaksanakannya Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita I) yang
dicanangkan pada tanggal 1 April 1969(Mubyarto, 1979).
B.
SISTEM EKONOMI PERTANIAN
Sistem ekonomi pertanian
adalah penerapan teori ekonomi pada bidang pertanian. Sistem ini
mempelajari berbagai persoalan yang berkaitan dengan pertanian, seperti
produksi, distribusi, dan konsumsi. Beberapa hal yang termasuk dalam
sistem ekonomi pertanian adalah Lahan pertanian, Rumah tangga pertanian,
Pendapatan petani, Sumber daya ekonomi pertanian, Kebijakan produksi, Kebijakan
subsidi, Kebijakan investasi, Kebijakan harga, Kebijakan pemasaran, Kebijakan
konsumsi.
Setiap saat kita selalu
dihadapkan pada pilihan-pilihan ekonomi. Setiap individu harus memilih
barang-barang, jasa-jasa dan kegiatan-kegiatan yang terbaik. Di sisi lain kita
dihadapkan pada keterbatasan sumber daya yang akan digunakan untuk memperoleh
barang, jasa dan kegiatan yang kita inginkan. Permasalahannya adalah bagaimana
kita menggunakan sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan yang tidak
terbatas yang biasa disebut juga sebagai proses ekonomi. Sejak kecil kita
sebenarnya sudah biasa melakukan pilihan di antara dua atau lebih kegiatan:
apakah pergi dengan ayah ke rumah saudara atau pergi dengan ibu ke pertokoan.
Membuat pilihan seperti itu merupakan keputusan ekonomi karena memilih kegiatan
yang satu berarti harus mengorbankan kegiatan yang lainnya. Saat tumbuh menjadi
dewasa, keputusan-keputusan ekonomi menjadi lebih kompleks misalnya menempuh
pendidikan di perguruan tinggi atau bekerja, membeli traktor atau membeli
ternak, memperbaiki rumah atau memperluas lahan yang akan disewa. Dalam hal ini
secara terus menerus tanpa disadari kita telah menerapkan ekonomi sebagai seni,
meskipun kita tidak mempelajari atau memahami ilmu ekonomi.
Karena setiap individu harus
melakukan tindakan ekonomi setiap waktu, maka pemahaman mengenai praktek
ekonomi akan lebih banyak daripada pemahaman tentang teori ekonomi. Setiap
waktu kita menggunakan gagasan atau konsep-konsep dan istilah-istilah ekonomi,
seperti permintaan (demand),
penawaran (supply), kesejahteraan (wealth), harga (price), persaingan (competition).
Oleh karena itu, untuk mengetahui area disiplin ekonomi
pertanian perlu dipahami terlebih dahulu arti atau definisi dari ilmu ekonomi
dan ekonomi pertanian itu sendiri.
Berikut ini akan dijelaskan mengenai definisi kedua
bidang ilmu tersebut. Menurut Sjo (1976), untuk mendefinisikan ilmu ekonomi
kita harus mempertimbangkan empat hal, yaitu:
1. Tidak terbatasnya keinginan manusia;
2. Terbatasnya sumber daya;
3. Alokasi sumber daya;
4. Jangka waktu.
Agar memahami
kekuatan-kekuatan pokok yang menentukan penawaran suatu komoditi yang tersedia
di pasar, produsen harus mengetahui hubungan fisik dan ekonomi dalam proses
produksi. Adapun aspek penting dalam proses produksi meliputi:
1. Jenis produk;
2. Kombinasi sumber daya terbaik yang akan digunakan dalam proses
produksi;
3. Pengetahuan tentang macam-macam biaya produksi;
4. Berproduksi pada tingkat output yang memaksimumkan
keuntungan (Donald dan Malone, 1981).
Pasar yang merupakan tempat
pertukaran secara ekonomis dalam sistem ekonomi pasar bebas, dapat dipelajari
untuk menentukan bagaimana sumber daya-sumber daya dan produk-produk (barang
dan jasa) dialokasikan dalam sistem ekonomi sebagai respons terhadap perubahan
harga. Kegagalan pasar dapat terjadi dalam pasar bebas. Diyakini bahwa
industri-industri tertentu mengalami keuntungan secara ekonomis atau kerugian
secara ekonomis dalam hubungannya dengan industri lainnya.
Kebijakan di bidang pertanian dan pangan
berhubungan erat dengan kebijakan ekonomi internasional dan sangat penting
terutama bagi konsumen dan produsen dalam negeri (domestik) maupun konsumen dan
produsen luar negeri di seluruh dunia.
C.
PELUANG USAHA BIDANG PERTANIAN
Berikut ini adalah salah satu pelung usaha di bidang
olahan hasil pertanian dari komoditas kakao :
1.
Nama Produk
Olahan
Cokelat Bubuk dari Tanaman Kakao
2.
Nama Brand
Berikut
adalah logo dari brand tersebut :
Gambar 1.1 :
Nama Brand “Dapur Papa”.
Filosofi
dari nama brand ini, terambil dua suku kata yaitu “Dapur” dan “Papa”. Dapur
yang berarti tempat memasak atau mengolah makanan yang dalam hal ini produk
cokelat adalah salah satu bahan makanan. Sedangkan kata “Papa” mengarah pada
orang tua bergender laki-laki yang dalam hal ini bersangkut paut dengan
ownernya (Seorang Laki-laki). Dan ada dua kata di bawahnya yaitu : Lokal Pride
yang berarti prinsip usahanya berupa lokal atau setempat dan tentunya
menggunakan bahan dari lokal juga.
3.
Bahan Baku
a) Bahan utama : Buah Kakao Lokal (MCC 02) dan Kakao Edel.
Pemilihan
Kakao MCC 02 merupakan kakao unggulan dari Sulawesi yang dikenal tahan hama
penyakit dan berbiji besar, dicampurkan dengan jenis Edel yang memiliki rasa
unik, yaitu fruty, spicy, dan sweet.
b) Bahan tambahan :
Bahan baku seperti gula, cocoa mass, cocoa powder, cocoa butter atau vegetable fat, susu bubuk,
dan ekstrak vanilla.
4.
Proses Pengolahan
a) Pemilihan
biji kakao
Setelah
mengetahui jenis biji kakao, biji dipilih dan diseleksi dengan teliti lalu
dibersihkan dengan mesin pembersih kemudian biji kakao ditimbang dan disortir
berdasarkan jenisnya kemudian dilanjutkan dengan fermentasi selama 2 – 8 hari.
b) Pemanggangan biji kakao
Biji kakao mulai
masuk ke proses pengeringan dengan oven pengering yang kemudian dilanjutkan
dengan pemanggangan untuk mengembangkan karakter dari rasa cokelat. Proses
pemanggangan berlangsung selama 10 – 30 menit pada suhu yang sangat tinggi di
dalam oven yang besar sambil diputar. Setelah dipanggang, biji segera
didinginkan dan cangkang luar dari biji kakao akan pecah dan terpisah
menyisakan serpihan biji kakao.
c) Penggilingan kakao
Biji kakao
yang sudah dipanggang selanjutnya akan digiling (pelumatan) yang dilakukan
secara bertingkat sebanyak 2-3 tahap untuk memperoleh pasta cokelat (cocoa liquor terbagi
menjadi cocoa mass dan cacao butter) dengan
tingkat kehalusan tertentu. Nah selanjutnya pasta cokelat inilah yang
akan diproses menjadi cokelat bubuk.
d) Proses pembuatan cokelat bubuk
Dalam
proses pembuatan bubuk cokelat, sebagian lemak cokelat yang ada pada pasta
cokelat harus dikeluarkan. Proses ini disebut hidraulik yaitu mengepress pasta
cokelat atau melakukan perasan pada pasta cokelat tersebut.
Setelah
dipisahkan dengan lemak kakao bagian ampasnya ini yang kemudian dihaluskan
menggunakan alat penghalus dan diayak untuk memperoleh ukuran partikel bubuk
yang seragam.
Pengolahan cokelat
bubuk terdiri dari 2 jenis proses yaitu proses pengolahan dutch process dan proses
pengolahan natural sehingga membuat hasil bubuk cokelat berbeda.
-
Dutch
process, tepung
cokelat yang sudah jadi akan ditambahkan dengan larutan potassium carbonate supaya
rasa asam pada cokelat larut sehingga cokelat bubuk memiliki cita rasa yang netral
dan warnanya lebih gelap serta teksturnya lembut serta cocok untuk dijadikan
minuman instan.
-
Proses
pengolahan natural, hasil bubuk cokelat rasanya cenderung pahit dan asam,
mengandung sedikit lemak dan berbentuk seperti tepung. Biasanya cokelat bubuk
jenis ini digunakan sebagai bahan campuran untuk membuat kue yang umumnya akan
nada penambahan soda kue.
5.
Pengemasan
Proses
pengemasan dilakukan secara modern dan kreatif. Tujuan pengemasan yang kreatif
agar menarik minat para konsumen. Selain itu, juga menjadikan produk memiliki
nilai yang baik terlihat lebih rapi, menarik, praktis dan mudah dibawah kemana
mana.
Bahan
pengemasan produk terbuat dari palastik. Plastik
yang cocok untuk mengemas cokelat bubuk adalah plastik polietilen
(PE). Plastik PE memiliki dua varian utama, yaitu HDPE dan LDPE.
Plastik kemasan dapat berupa
standing pouch, plastik klip, atau plastik zip lock.
Berikut adalah
bentuk kemasan produk jadi :
Gambar 1.2 : Kemasan Produk Jadi
6. Keunggulan
Membuka
usaha coklat bubuk bisa menguntungkan karena cokelat bubuk memiliki rasa dan
aroma khas yang disukai banyak orang. Selain itu, cokelat bubuk juga bisa
diolah menjadi berbagai produk, seperti minuman, kue, glaze, dan hiasan.
Berikut
adalah beberapa keunggulan membuka usaha coklat bubuk:
a)
Harga jual tinggi
Coklat
bubuk bisa dijual dengan harga yang lebih tinggi dibandingkan biji kakao.
b)
Mudah diolah
Coklat
bubuk bisa diolah dengan peralatan sederhana.
c)
Bahan baku wajib di
industri kuliner
Coklat
bubuk merupakan salah satu bahan baku yang wajib tersedia di industri kuliner,
terutama di bidang pastry dan bakery.
d)
Kreativitas dalam
mengolah
Coklat
bubuk bisa diolah menjadi berbagai produk dengan kreativitas yang tinggi.
Coklat bubuk dibuat dari biji kakao yang
digiling hingga menjadi bubuk halus. Coklat bubuk kaya akan teobromin yang
dapat membantu mengurangi peradangan dan melindungi dari penyakit jantung,
kanker, dan diabetes.
7. Pemasaran
Pemasaran
produk dapat dilakukan dengan berbagai cara. Di zaman sekarang yang serba
digital, pemasaran produk dapat dilakukan secara online melalu e-commerce yang
tersedia di platform digital sehingga mampu menjangkau seluruh media social
dengan bantuan internet.
Dapat
juga jual secara langsung melalu gerai atau lapak. Selain itu promasi produk
pun dapat dilakukan dengan membuat poster-poster yang di sebarkan di beberapa
titik ataupun di pasar-pasar terdekat.
BAB III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Ekonomi
pertanian adalah bagian ilmu ekonomi umum
yang mempelajari fenomena-fenomena serta persoalan-persoalan yang berhubungan dengan pertanian baik
mikro maupun makro.
Ekonomi pertanian mempelajari bagaimana produsen,
konsumen, dan masyarakat memanfaatkan sumber daya yang langka untuk
menghasilkan, mendistribusikan, dan mengonsumsi produk pertanian.
B.
SARAN
Peran Generasi Muda Dalam
Pembangunan Pertanian sangatlah penting untuk meningkatkan pertanian di
Indonesia ,telah kita ketahui bahwa pertanian di Indonesia saat ini sedang
mengalami penuaan ,oleh karena itu mari kita terus dorong anak muda bagaimana
agar tertarik dengan sektor pertanian .Anak muda harus ada motivasi pada sektor
pembangunan pertanian ,supaya anak muda bisa menjadi motor penggerak pertanian
di Indonesia.
Dari tantangan dan strategi sektor pertanian ke depan,
diberikan gambaran program dari sektor ini sehingga jelas keberadaannya sebagai
salah satu tumpuan ekonomi negara bagi pembangunan ekonomi. Untuk mencapai
pertumbuhan pembangunan sektor pertanian yang baik yang dilandaskan dengan
adanya alasan serta target yang sudah ditentukan oleh pemerintah, maka dibuat
program pembangunan sektor pertanian tersebut serta kegiatan yang akan
dilakukan didalamnya.
DAFTAR PUSTAKA
Abidin, Zainal, Said. 2012.
Kebijakan Publik, Jakarta: Salemba Humanika.
Agustino, Leo, 2012.
Dasar-dasar Kebijakan Publik, Bandung : Alfabeta.
Dunn,
William N. 2003. Pengantar Analisis Kebijakan Publik. Yogyakarta: Gajah mada
University Press.
Idrus,
Megawati. 2013. Skripsi Evaluasi Kebijakan Outsourching. Makassar Kadji,Yulianto.
2012.
Implementasi
Kebijakan Publik (Dalam Persfektif Realitas). Tulungagung: Cahaya Abadi Madani,
Muhlis, dkk. 2015.
Pedoman
Penulisan Proposal Penelitian dan Skripsi. Makassar. Nawawi, Ismail. 2009.
Public
Police Analisis, Strategi Advokasi Teori dan Praktek. Surabaya: Putra Media
Nusantara. Nugroho, Riant. 2004.
WEBSITE :
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/4091-Full_Text.pdf
https://id.wikipedia.org/wiki/Ekonomika_pertanian
http://tatiek.lecture.ub.ac.id/files/2009/09/quick-review-1_-ekonomi-pertanian.pdf
https://repository.ut.ac.id/3977/1/ESPA4415-M1.pdf
https://www.freyabadi.com/id/blog/proses-pengolahan-coklat-dari-biji-kakao
https://media.bakingworld.id/bahan-roti-amp-pastry/bagaimana-cokelat-bubuk-dibuat-1
Komentar
Posting Komentar